♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪----->>> Welcome to My Blog <<<-----♪♫•*¨*•.¸¸❤¸¸.•*¨*•♫♪

Rabu, 16 November 2011

Anak Tipe Kognitif Sebenarnya Tidak Menyusahkan

Belajar dan bermain bersama dengan anak-anak merupakan hal yang menyenangkan bagi banyak orang. Mereka selalu ceria dan bersemangat dalam menjalani hari-harinya. Mereka seakan-akan tidak peranah merasa capai dalam bergerak dan beraktivitas. Di balik mereka yang ceria, polos dan apa adanya, ternyata mereka memiliki tipe dan karakter yang berbeda-beda.

Kita sering menjumpai anak yang mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan selalu melontarkan pertanyaan yang kadang mengejutkan. Kedua hal tersebut merupakan ciri-ciri anak dengan tipe kognitif. Mereka suka mengotak-atik sesuatu dan biasanya mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Hal tersebut dikarenakan mereka mempunyai dorongan untuk lebih tahu sehingga pengetahuannya lebih di atas usia teman sebayanya. Mereka sangat kritis dan jika berpendapat biasanya memiliki alasan yang cukup mendukung pendapatnya.

Anak ekspresif yang aku temui di sebuah pantai di Yogyakarta. 

Sabtu, 12 November 2011

Berkunjung ke SLB

Berkunjung ke Sekolah Luar Biasa (SLB), itulah pengalamanku selanjutnya. Aku berkunjung ke SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Di sana terbagi menjadi beberapa jurusan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus. Ada kelas untuk tuna netra, tuna rungu wicara, tuna grahita, tuna daksa dan kelas anak autis. Waktu itu hari Senin. Aku mengikuti upacara bendera bersama anak-anak SLB tersebut. Aku merasa penasaran dan terus mengamati jalannya upacara meskipun terik matahari mulai terasa membakar pipi kiriku. Aku mengikuti upacara hingga usai. Anak-anak yang berkebutuhan khusus bisa mengikuti upacara dengan tertib dan petugas upacara juga melaksanakan tugasnya dengan baik. 

Setelah upacara bendera, aku mengunjungi berbagai kelas yang ada di sana pada jurusan yang berbeda pula. Pertama aku mengunjungi kelas 1 SD tuna grahita. Mereka mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian dan serius seperti layaknya di sekolah biasa. Mereka cenderung manja dan minta diperhatikan, tapi di sisi lain sangat ramah. Selanjutnya saya berkunjung ke SLB D yaitu kelas tuna rungu wicara. Aku sempat terkejut melihat anak-anak tuna rungu wicara asyik berkomunikasi dengan teman-temannya. Mereka bercanda tawa tidak kelihatan seperti anak tunawicara. Aku mengajak mereka bicara, dan ternyata dia merespon dengan baik. Dia memperhatikan gerak bibirku sehingga dia paham tentang apa yang aku katakan. Aku juga minta untuk diajari belajar huruf dengan bahasa isyarat. Aku berjalan memasuki kelasnya, ternyata mereka tidak kalah dengan anak-anak yang bersekolah di sekolah biasa. Mereka pandai membaca dan menulis bahkan mereka dapat menulis pesan lewat handphone.